Selasa, 14 Januari 2014

SHMILY


Kakek-nenek sudah lebih dari setengah abad menikah,  namun tetap memainkan permainan istimewa itu sejak mereka bertemu pertama kali. Tujuan permainan mereka adalah menulis kata “Shmily” ditempat yang secara tak terduga akan ditemukan oleh yang lain. Mereka bergantian menulis “Shmily” dimana saja di dalam rumah. Begitu yang lain menemukannya, maka yang menemukan sekali lagi mendapat giliran menuliskata itu ditempat tersembunyi.
Dengan jari mereka menorehkan “Shmily” didalam wadah gula atau wadah tepung, untuk ditemukan oleh siapa pun yang mendapat giliran menyiapkan makanan. Mereka membuatnya dengan embun yang menempel pada jedela yang menghadap ke beranda belakang, tempat nenekku selalu menyuguhkan pudding warna biru yang hangat, buatan sendiri. “Shmily” dituliskan pada uap yang menempel pada kaca kamar mandi setelah seseorang mandi air panas; kata itu akan muncul berulang-ulang setiap kali ada yang selesai mandi. Nenekku bahkan pernah membuka gulungan tisu toilet dan menulis “Shmily” diujung gulungan itu.
“Shmily” bisa muncul dimana saja. Pesan-pesan singkat dengan “Shmily” yang ditulis tergesa-gesa bisa ditemukan di dasbor atau jok mobil, atau direkatkan pada kemudi. Catatan-catatan kecil itu diselipkan ke dalam sepatu atau diletakkan di bawah bantal. “Shmily” digoreskan pada lapisan debu di atas penutup perapian atau pada timbunan abu diperapian. Dirumah kakek-nenek, kata yang misterius itu merupakan sesuatu yang penting, sama pentingnya dengan perabotan.
Aku memerlukan waktu lama sekali sebelum benar-benar bisa memahami dan menghargai permainan kakek-nenekku. Sikap skeptic membuatku tidak percaya bahwa cinta sejati itu ada. Cinta yang murni mengatasi segala suka dan duka. Meski begitu, aku tak pernah meragukan hubungan kakek-nenekku. Mereka sunggu saling mencintai. Dengan cinta yang lebih mendalam daripada kemesraan yang mereka tunjukkan; cinta ada cara dan pedoman hidup mereka. Hubungan mereka didasarkan pada pengabdian dan kasih yang tulus, yang tidak semua orang cukup beruntung untuk mengalaminya.
Kakek dan nenek selalu bergandengan tangan kapan saja kesempatan memungkinkan. Mereka berciuman sekilas bila bertabrakan didapur mereka yang mungil. Mereka saling menyelesaikan kalimat pasangannya. Setiap hari mereka bersama-sama mengisi teka-teki silang atau permainan acak kata. Nenekku membisikkan kepadaku bahwa kakekku sangat menarik, dan bahwa semakin tua Kakek semakin tampan. Menurut Nenek, dia tahu “bagaimana membuat Kakek bahagia.” Sebelum makan mereka selalu menundukkan kepala dan mengucap syukur atas rakhmat yang mereka terima; keluarga yang bahagia, rezeki yang cukup dan pasangan mereka.
Tetapi, dalam kehidupan kakek-nenekku ada satu sisi kelam: nenekku menderita kanter payudara. Penyakit itu pertama kali diketahui sepuluh tahun sebelumnya. Seperti yang selalu dilakukannya, Kakek mendampingi Nenek menjalani setiap tahap pengobatan. Dia menghibur Nenek di kamar kuning mereka, yang sengaja di cat dengan warna itu agar Nenek selalu dikelilingi sinar matahari, bahkan ketika dia terlalu sakit untuk keluar rumah.
Sekali lagi kanker menyerang tubuh Nenek. Dengan bantuan sebatang tongkat dan tangan kakekku yang kukuh, mereka tetap pergi ke gereja setiap pagi. Tetapi Nenekku dengan cepat menjadi lemah sampai, akhirnya, dia tak bisa lagi keluar rumah. Kakek pergi ke gereja sendirian, berdoa agar Tuhan menjaga istrinya. Sampai pada suatu hari, apa yang kami takutkan terjadi. Nenek meninggal.
“Shmily” kata itu ditulis dengan tinta kuning pada pita-pita merah jambu yang menghias buket bunga duka untuk nenekku. Setelah para pelayat makin berkurang dan yang terakhir beranjak pergi, para paman dan bibiku, sepupu-sepupuku dan anggota keluarga lainnya maju mengelilingi Nenek unutuk terakhir kali. Kakek melangkah mendekati peti mati nenekku lalu, dengan suara bergetar, dia menyanyi untuk Nenek. Bersama air mata dan kesedihannya, lagu itu dia nyanyikan ; lagu ninabobo dalam alunan suara yang dalam dan parau.
Tergetar oleh kesedihanku sendiri, aku takkan pernah melupakan saat itu. Karena pada saat itulah, meskipun aku belum dapat mengukur dalamnya cinta mereka, aku mendapat kehormatan menjadi saksi keindahannya yang abadi.
S-H-M-I-L-Y ; See How Much I Love You
Lihat, betapa aku mencintaimu.

Di Belakang Setiap Pria Hebat, Selalu Ada Wanita Hebat


Thomas Weeler, CEO Massachusetts Mutual Life Insurance Company dan istrinya sedang menyusuri jalan raya antarnegara. Ketika menyadari bensin mobilnya nyaris habis, Wheeler sefera keluar dari jalan raya yang bebas hambaan itu dan tak lama kemudian menemukan pompa bensin yang sudah jelek dan hanya punya satu mesin pengisi bensin. Setelah menyuruh satu-satunya petugas disitu untuk mengisi bensin mobilnya dan mengecek oli, dia berjalan-jalan memutar pompa bensin itu untuk melemaskan kaki.
Ketika kembali ke mobil, dia melihat petugas itu sedang asyik mengobrol dengan istrinya. Obrolan mereka langsung berhenti ketika dia membayar kepada petugas. Tetapi ketika hendak masuk ke mobil, dia melihat petugas itu melambaikan tangan dan dia mendengar orang itu berkata : “Asik sekali mengobrol denganmu.”
Setelah mereka meninggalkan pompa bensin itu, Weeler bertanya kepada istrinya apakah dia kenal lelaki itu. Istrinya langsung mengiyakan. Mereka pernah satu sekolah di SMA dan pernah pacaran kira-kira setahun.
“Astaga, untung kau ketemu aku,” Wheeler menyombongkan diri. “Kalau kau menikah dengannya, kau jadi isri petugas pompa bensin, bukan istri direktur utama.”
“Sayangku,” Jawab Istrinya, “Kalau aku menikah dengannya, dia yang akan menjadi direktur utama dank au yang akan menjadi petugas pompa bensin.”

Pencobaan


Pencobaan-pencobaan menggoda hidupku,
Berusaha menarikku dari tempat aku berdiri.

 Mungkin…pikirku.
Aku tau sebaiknya tidak, tetapi…aku ragu.
Saat aku mulai jatuh, aku diselamatkan.
Pencobaan demi pencobaan merasuki hidupku,
Berusaha mendorongku dari tempat aku berdiri

Mungkin…pikirku.
Aku tahu sebaiknya aku tidak, tetapi…keyakinanku goyah.
Saat aku mulai jatuh, aku diselamatkan lagi.

Lagi, dan lagi, dan lagi kejadian ini bermain-main dalam hidupku.
Kadang, aku menolak keselamatanku.
Mengapa aku tidak bisa mengalahkan pencobaan ini sekali atau secara total?
Apakah semua ini akan berakhir?
Mengapa aku harus jatuh lagi dan lagi dan lagi?

Kasih Ibu


Pada suatu malam, Andi bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Andi segera meniggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan didepan sebuah kedai bakmi, ia mencium harumnya aroma masakan itu, tetapi ketika hendak membeli ternyata ia tidak membawa uang. Pemilik kedai melihat Andi berdiri cukup lama didepan kedainya, lalu berkata : “Adek, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?” “Ya, tetapi aku tidak membawa uang” jawab Andi. “Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu” jawab si Pemilik. Tidak lama kemudian, setelah Andi memakan beberapa suap, air mata menetes. “Ada  apa dek? Tanya si pemilik kedai. “Tidak apa-apa, aku hanya terharu” Jawab Andi sambil mengeringkan air matanya. Karena seseorang yang baru ku kenal memberi aku semangkuk bakmi! Tetapi ibuku sendiri, membiarkanku setelah bertengkar denganku. Mendengar perkataan Andi, pemilik kedai pun berkata : Dek, mengapa kamu berpikir seperti itu? Lihat, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kamu begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kamu kecil sampai saat ini, mengapa kamu tidak berterima kasih kepadanya, tapi malah bertengkar? Andi pun kaget dan menyadari kesalahannya. Segera Ia menghabiskan bakminya dan bergegas untuk pulang. Sesampainya dirumah, Andi bukannya dimarahi lagi, tetapi ibu menyuruh makan dulu sebelum tidur. Pada saat itu Andi tidak dapat menahan tangisnya. Ia pun menangis di pelukan ibunya.
Seringkali kita akan sangat berterima kasih kepada orang lain untuk suatu pertolongan kecil yang telah diberikannya kepada kita dan bahkan takkan melupakannya. Tetapi kepada orang yang sangat dekat dengan kita, khususnya orangtua kita, kata terimakasih pun jarang atau bahkan tidak pernah terucap dari bibir kita. Yang ada hanyalah amarah yang muncul ketikakita dimarahi jika salah, atau apabila kemauan kita tidak dituruti.
Belajarlah untuk berterima kasih pada orang yang mengasihi kita.

Wisata Kawah Putih


Zaman dahulu penduduk sekitar menyebutnya sebagai tempat para arwah leluhur bersemayam. Tidak seorang pun yang pergi kesana kembali dalam keadaan selamat. Burung saja enggan terbang diatasnya. Sampai akhirnya Dr.Franz Wilhelm Junghuhn, seorang ilmuwan Belanda, berhasil menyikap misteri Kawah Putih dan menemukan keindahan yang tersembunyi didalamnya. Danau berwarna putih dengan hamparan pasir yang juga putih serta hamparan kabut yang menyelimutinya, menjadikan Kawah Putih bak negeri di atas awan.
Dinginnya kota Bandung pagi itu tak menyurutkan niat Eliaser unutk mengunjungi objek wisaya Kawah Putih. Sejenak Eliaser memandangi indahnya Gunung Patuha yang diselimuti kabut tipis, nyanyian burung-burung pagi itu terasa harmonis dengan alam Gunung Patuha yang terutama kawah putihnya yang eksotis diketinggian 2.194 meter diatas permukaan laut.
Selain Kawah Putih masih ada satu kawah lagi di Gunung Patuha ini yaitu Kawah Saat yang terletak dibagian barat. Kedua kawah yang indah itu terbentuk akibat letusan Gunung Patuha yang terjadi pada abad ke X dan XII. Nama gunung Patuha berasal dari kata “Pak Tua”. Penduduk setempat juga sering menyebutnya Gunung Sepuh (Tua – Bahasa Sunda)
Dari gerbang membutuhkan waktu sekitar kurang lebih 15 mwnit untuk sampai ke Kawah Putih dengan kendaraan Colt Carry. Ditempuh dengan jalan kaki juga bisa, tentu waktunya bisa 2 atau 3 kali lipatnya. Angkutan colt dirancang khusus sebagai kendaraan menuju objek wisata Kawah Putih.
Nuansa Putih Sejauh Mata Memandang
            Setiba disana, Eliaser sungguh takjub saat menginjakkan kaki di pasir putih. Didepan Eliaser tampak kawah nan anggung dengan latar belakang tebing-tebing dan puncak Gunung Patuha yang sesekali diselimuti kabut tipis, seakan memberikan atraksi alam kepada setiap wisatawan yang datang. Hawa disekitar Kawah Putih sangat dingin, suasananya sangat tenang dan dikelilingi pepohonan yang rimbun.
            Keadaannya sungguh berbeda dengan saat pertama kali Eliaser datangi. Berbagai fasilitas sudah tersedia dengan baik, seperti tempat parker yang luas, warung penjual makanan, jalan menuju Kawah Putih yang berupa anak tangga yang ditata dengan baik dan lain sebagainya. Untuk sarana akomodasi didalam kawasan Kawah Putih terdapat pondokan atau penginapan yang disewakan bagi wisatawan, juga hotel yang cukup banyak tersebar didaerah Ciwidey. Ketika pertama kali Eliaser mengunjungi objek wisata ini beberapa tahun lalu, semua fasilitas itu masih dalam tahap pembangunan. Untuk mencapai lokasi Kawah Putih pada saat itu harus berjalan menembus lebatnya hutan wisata yang berada di Gunung Patuha, tapi kini sudah tersedia angkutan khusus menuju Kawah Putih.
            Danau Kawah Putih memiliki keunikan tersendiri. Airnya dapat berubah warna, tergantung kandungan mineral saat itu. Kadang-kadang memutih seperti ditutupi salju, kadang hijau kebiru-biruan saat cuaca terang, terkadang juga berwarna cokelat susu. Namun paling sering terlihat berwarna putih disertai kabut tebal diatas permukaan kawah. Warna putih sangat dominan disini. Selain permukaan kawahnya berwarna putih, pasir dan bebatuan disekitarnya juga didominasi dengan warna putih. Mungkin itu penyebabnya ia dinamakan Kawah Putih.
            Dimalam hari, sekitar pukul 21.00, saat langit cerah dan disinari bintang-bintang, dari danau terlihat pancaran cahaya kehijau-hijauan. Kemudian cahaya berwarna hijau itu membentuk sebuah lingkaran yang menerangi seluruh kawah. Menakjubkan!
            Bentuk Kawah Putih mirip sebuah danau yang dikelilingi dinding bukit yang sangat terjal, namun dibagian lain agak landau menyerupai pantai sehingga pengunjung dapat berjalan ke tepi danau dan menyentuh air kawah.
            Dari awah kawah tercium aroma belerang yang lumayan menyengat. Karena kandungan belerangnya yang tinggi, di zaman pemerintahan Belanda sempat dibangun pabrik belerang bernama Zwavel Ontgining Kawah Putih. Di zaman Jepang, usaha itu dilanjutkan dengan nama Kawah Putih Kenzanka Gokoya Ciwidey yang langsung berada di bawah pengawasan milijer Jepang. Sejak tahun 1987 PT.Perhutani (persero) unit III Jabar dan Banten mengembangkan kawasan Kawah Putih ini menjadi sebuah objek wisata.
            Didalam kawasan itu juga terdapat goa buatan sedalam 5 meter yang katanya dulunya adalah tambang belerang. Bila melewati didepannya, akan tercium bau belerang yang sangat menyengat. Juga terdapat kios-kios yang menjual aneka cinderamata dan pedagang yang menjual buah khas Ciwidey yaitu Stroberi.

Gaya Hidup Mobile


Saat ini jarang dijumpai orang tanpa memiliki alat komunikasi seluler, terutama handphone. Bahkan, pedagang kaki lima atau penjual mie ayam keliling juga selalu menenteng telepon seluler kemanapun dia pergi.
Fenomena ini tidak hanya terlihat dikota besar, tetapi juga di kota-kota kecil bahkan semakin jauh melipir hingga ke desa-desa. Harga telepen seluler, termasuk smartphone, yang semakin murah dan jangkauan layanan komunikasi data yang kian luas dengan tarif yang kian kompetitif membuat orang bisa berkomunikasi dan mengakses informasi dengan mudah, kapan saja dan dimana saja.
Kini komunikasi telah menjadi kebutuhan pokok setiap individu, tak sekedar gaya hidup informasi bahkan telah didudukan pada posisi sebagai hak dasar manusia. Itulah sebabnya, alat komunikasi seluler dan seluruh piranti yang terkait akses informasi menjadi bisnis paling besar dan tumbuh paling pesat.
Di Indonesia, jumlah pengguna handphone pada tahun lalu diperkirakan tak kurang dari 255 juta unit atau nomor empat terbesar didunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Meski berada diurutan ke empat, dari sisi rasio (perbandingan pengguna ponsel terhadap jumlah penduduk) Indonesia berada urutan teratas yakni mencapai 105%. Jumlah ini tidak termasuk computer, tablet dan perangkat mobil lain yang semakin beraneka ragam.
Sebagai bagian dari industri telekomunikasi digital dunia, penduduk Indonesia bisa ikut menikmati perkembangan teknologi informasi dimana setiap informasi yang dibutuhkan bisa diperoleh dengan cepat hanya dalam hitungan detik.
Alvin Toffler melihat dunia sedang mengalami sebuah fenomena, yang disebutnya sebagai gelombang ketiga atau third wave. First wave atau gelombang pertama berlangsung pada 1650-1750 atau dikenal sebagai masa bercocok tanam yang segala sesuatunya dikerjakan secara manual.
Kemudian second wave atau gelombang kedua dimulai pada abadke-18 yang sering disebut dengan istilah era industrialisasi.  Disini beberapa peran manusia secara perlahan mulai digantikan oleh mesin. Adanya mesin-mesin diberbagi sektor industry memungkinkan dilakukan produksi barang secara massal sehingga ongkos per unit menjadi makin murah.
Pasca akhir perang dunia kedua, gelombang ketiga (Third wave) mulai muncul dimana peran ilmu pengetahuan secara massif mengakselerasi peran mesin yang kemudian melahirkan abad teknologi informasi dan komunikasi. Era ini ditandai dengan semakin meluasnya penggunaan piranti media komunikasi dan informasi oleh khalayak.
Dalam perkembangan teknologi informasi komunikasi yang super cepat, setiap individu tidak hanya dapat bercakap-cakap dimana saja dan kapan saja, tetapi juga bisa mendapatkan apapun informasi yang dibutuhkan dalam sekejap melalui jaringan layanan data. Semuanya ada dalam satu genggaman tangan.
Eksistensi teknologi informasi dan komunikasi secara nyata telah mulai mengubah gaya hidup, perilaku, budaya, mobilitas, cara hidup dan berinteraksi hingga cara berekpresi manusia. Kini orang bisa mendengarkan radio, menonton televise atau membaca berita tentang suatu peristiwa dari gadget. Jutaan orang beramai-ramai menjadi warga Facebook, Twitter, Path, Instagram untuk sekedar narsis atau saling berkomunikaso dan berteman meski mereka tak pernah bertemu muka.
Oleh karena itu, dimasa depan industry telekomunikasi terutama layanan data akan menjadi sektor bisnis yang paling mempengaruhi seluruh aspek kehidupan modern bahkan peradaban manusia.
Siapapun tak mungkin menghentikannya, kecuali bersikap cermat dan selektif dalam memanfaatkan derasnya arus informasi yang secara massif masuk hingga kedalam ruang paling privat dalam kehidupan kita.

Review Music : Katty Perry


Nama Katty Perry mulai dikenal dunia ketika meluncurkan single pertamanya yang kontroversional berjudul “I Kissed a Girl” dari albumnya yang kedua “One Of The Boys” (2008). Katty Perry juga dikenal dengan gaya pakaiannya yang unik, aksi panggungnya dan leluconnya.
Lahir 25 Oktober 1984 di Santa Barbara, California, Katheryn Elizabeth Hudson yang akrab disapa Katy Perry merupakan putri pasangan pendekat Keith Hudson dan Mary Hudson. Katy memiliki dua saudara yakni Angela Hudson (kakak) dan David Hudson (adik). Sejak berusia Sembilan tahun, Katy telah menunjukkan bakat menyanyinya. Dia kerap bernyanyi di geraja binaan Keith dan Mary. Katy dididik keras oleh ibunya dan hanya diperbolehkan dengar lagu rohani. Selain menyanyi, Katy juga piawai menari. Beranjak dewasa, Katy membulatkan tekad untuk berkarir dibidang musik. Katy kemudian keluar dari sekolahnya dan meneruskan pendidikan di Music Academy of The West di Santa Barbara. Katy juga mempelajari opera Italia untuk memperdalam kemampuan menyanyinya.
Diusia 15, Katy telah merilis debut album bertema rohani yang mengusung aliran rock berjudul “Katy Hudson” (2001). Saat itu dia menyandang nama panggung Katy Hudson. Sayangnya, debut album Katy gagal dipasaran. Setelah label rekaman yang menaungi Katy, Red Hill, bangkrut, Katy mulai mempertimbangkan untuk mengganti aliran musik. Menandai perubahan dirinya, Katty juga mengganti nama belakangnya menjadi Perry. Nama tersebut diambil dari nama gadis ibunya. Selain ingin menampilkan sosok yang berbeda, Katy mengganti nama belakangnya agar tidak bernama sama dengan aktris Kate Hudson.
Perjuangan Katy sebagai penyanyi masihlah panjang dan berliku. Ketika anak muda seusianya masih asik bersenang-senang, Katy harus meninggalkan kampong halamannya ke Los Angeles unutk bekerja keras mewujudkan impiannya. Suatu hari, seorang penyanyi bernama Glen Ballard dari Laber Island Def Jam Music Group mengajak Katy berkolaborasi dialbum barunya. Album tersebut seharusnya beredar tahun 2005. Namun, tanpa alasan yang jelas pihak laber rekaman batal merilis album tersebut.
Kegagalan itu tidak membuat Katy patah semangat. Dia pun memposting beberapa single kolaborasi dengan Glen seperti “Box” , “Diamonds”  dan “Long Shot” dihalaman MySpace miliknya. Nama Katy baru mulai dikenal ketika salah satu single duetnya dengan Glen, “Simple” , berhasil masuk dalam album soundtrack film remaja “The Sisterhood of the Travelling Pants. Di sela-sela perjalanan karirnya, Katy sempat menjajal kemampuan sebagai bintang video musik beberapa band dan grup terkenal seperti video music single P.O.D , “Goodbye for Now” , dan video music single grup hip hop Gym Class Heroes, “Cupid’s Chokehold”
Kerja keras Katy ternyata tidak sia-sia, tahun 2007 dia berhasil menandatangani kontrak dengan label rekaman Capitol Music. Setahun kemudian, Katy merilis album pertamanya sebagai penyanyi pop, “One of the Boys” (2008). Keberuntungan Katy tak berhenti sampai disitu. Namanya semakin melejit saat dua single pamungkas dari album pertamanya itu, “I Kissed a Girl” dan “Hot N Cold” berhasil meraih nominasi Grammy untuk kategori Best Female Pop Vocal Performance. Single “I Kissed a Girl” bahkan terpilih sebagai single pop terfavorit lewat ajang penghargaan yang tayang di stasiun TV CBS, People’s Choice Awards 2009.”
Tahun 2010, Katy telah merampungkan album terbarunya “Teenage Dream”. Rencananya album tersebut akan dirilis pada 24 Agustus nanti. Terkait albut tersebut, Katy menjagokan “California Gurls” sebagai single andalan. Menurut Katy, single tersebut merupakan pembuktian janji Katy untuk membuat single yang mengangkat potensi kota asalnya California. Sebelumnya, Katy mengungkapkan kalau dia ingin membuat single tandingan bagi single Jay-Z dan Alicia Keys, “Empire State of Mind”. Dalam single “California Gurls”, Katy membawakan lagunya bersama rapper Snoop Dogg. Ini merupakan kerjasama pertama mereka. Untuk irama musiknya, Katy mengusung aliran house music dan terinspirasi dari karya-karya musisi senior Prince. Sementara penggerapan single dan aransemen musiknya dipercayakan pada duo produser, Max Martin dan Dr.Luke , yang juga pernah memproduseri single hitys Katy, “I Kissed a Girl.”
Dimasa remajanya, Katy mengenal group penyanyi Queen dari salah seorang temannya, sejak itu Queen menjadi pengaruh terbesar bagi perkembangan musiknya. Selain Queen, Alanis Morissete, Heart and Joni Mitchell, Incubus, Cher, Cyndi Lauper, Pat Benatar, Joan Jett, Shirley Manson dan Gwen Stefani juga mempengaruhi perkembangan music Katy Perry. Katy menjalin hubungan dengan penyanyi Gym Class Heroes, Travis McCoy, selama dua tahun, tetapi kemudian mereka berpisah pada Desember 2008. Perry sekarang bertunangan dengan comedian Inggris Russell Brand setelah dilamar pada Desember 2009.

Resensi Film : STONE


Sutradara           : John Curran
Pemain               : Edward Norton, Milla Jovovich, Robert De Niro
Studio                 : Overture Films
Genre                  : Drama
Petugas pembebasan bersyarat Jack Mabry (Robert De Niro) hanya memiliki beberapa minggu sebelum dirinya pension dan harapannya segera menyelesaikan kasus yang sudah ditandatanganinya. Satu kasus yang tengah dihadapinya yaitua Gerald “Stone” Creeson (Edward Norton), seorang pelaku kejahatan yang menyebabkan kebakaran yang dihukum untuk pembebasan bersyarat. Jack pada awalnya enggan untuk menurutkan kata hatinya untuk membantu Stone yang memohon pembebasan bersyarat untuk bisa dibebaskan lebih awal. Melihat sedikit harapan dan dirinya tidak bisa meyakinkan Jack, Stone mengatur pertemuan istrinya Lucetta (Milla Jovovich) untuk merayu petugas, tetapi motif dan niatnya menjadi blur ditengah-tengah gairah dan rahasia yang terkubur dari pemain-pemain kotor dalam permainan yang mematikan.
Adegan penjara diambil dari Penjara Negara Michigan Selatan. Pada satu waktu tembok penjara ini merupakan tembok penjara terbesar didunia. Sejak penutupannya dan menjadi tempat lokasi shooting film popular, seperti halnya film Conviction yang dimainkan oleh Hillary Swank yang juga menggunakan penjara ini.
Bisakah Milla meyakinkan Robert De Niro untuk membebaskan suaminya, atau malah mereka menghadapi permasalahan sendiri.

Kisah Bocah Laki-Laki


Seorang bocah laki-laki masuk ke sebuah toko.
Ia mengambil peti minuman dan mendorongnya ke dekat pesawat koin. Lalu, ia naik keatasnya sehingga ia bisa menekan tombol angka di telepon dengan leluasa. Ditekannya tujuh digit angka.
Si pemilik toko mengamati tingkah bocah ini dan menguping percakapan teleponnya :
Bocah                  : Ibu, bisakah saya mendapat pekerjaan memotong rumput di halaman ibu?
Ibu             : (via telepon) Saya sudah punya orang untuk mengerjakannya.
Bocah                  : Ibu bisa bayar saya setengah dari orang itu.
Ibu                       : Saya sudah sangat puas dengan hasil kerja orang itu.
Bocah         : (dengan sedikit memaksa) saya juga akan menyapu pinggiran trotoar rumah ibu dan saya jamin di hari minggu halaman rumah ibu akan jadi yang tercantik di antara rumah-rumah yang berada di kompleks perumahaan ibu.
Ibu                      : Tidak, terima kasih.
Dengan senyum diwajahnya bocah itu menaruh kembali gagang telepon.
Si pemilik toko yang sedari tadi mendengarkan, menghampiri bocah itu.
Pemilik toko   : Nak, aku suka sikapmu, semangat positifmu dan aku ingin menawarkanmu pekerjaan.
Bocah                 : Tidak, terima kasih.
Pemilik toko   : Tapi tadi kedengerannya kamu sangat menginginkan pekerjaan.
Bocah               : Oh, itu Pak. Saya Cuma mau mengecek apa kerjaan saya sudah bagus. Saya lah yang bekerja untuk ibu tadi.
Dari kisah ini, sebaiknyalah kita untuk mengevaluasi terhadap hal-hal yang sudah kita lakukan untuk memastikan kualitas yang lebih baik untuk selanjutnya. Karena “ Waktu seperti sungai, kita tidak bisa menyentuh air yang sama untuk kedua kalinya karena air yang telah mengalir akan terus berlalu dan tidak akan pernah kembali.”

Berpikir Positif


Jika ada orang bicara mengenai kita dibelakang, itu adalah tanda bahwa kita sudah ada didepan mereka.

Saat orang berbicara merendahkan diri kita, itu adalah tanda bahwa kita sudah berada ditempat yang lebih tinggi dari mereka.

Dan saat orang berbicara dengan nada iri mengenai kita, itu adalah tanda bahwa kita mempunyai kebaikan walaupun hanya sedikit.

Bukankah saat orang bicara buruk mengenai kita, itu adalah tanda bahwa kehidupan kita sebenarnya lebih indah dari mereka.

Tetap berpikir positif dan jangan pernah merasa tersudut dengan kata-kata yang seringkali menyudutkan diri kita.

Cerita Pendek : Kisah Prajurit dan Gadis Masa Kecilnya


Setelah sebelas tahun berpisah, disebuah lounge, prajurit dan gadis masa kecilnya bertemu kembali. Di siang menjelang petang itu, lounge tersebut belum didatangi banyak pelanggan. Gadis itu sengaja memilih waktu demikian untuk temu janji. Karena, sebagai pelanggan lounge, ia mengetahuo dengan pasti kapan waktu yang tepat untuk berkunjung, supaya tak terganggu dengan bisingnya para pelanggan lain.
            “Sudah lama menunggu?” prajurit itu bertanya, sambil buru-buru melepar senyum, setibanya dihadapan wanita yang terakhir kali ia temui sebelas tahun lalu itu, masih sebagai gadis kecil.
            “Santai saja. Baru beberapa menit.” Gadis itu membalas senyumannya kemudian berdiri dan menempelkan pipi kanan kirinya kepada pipi kanan kiri prajurit itu.
            Prajurit duduk, kemudian menanggalkan baret militernya. Dengan badan tinggi besar dalam balutan seragam yang tersetrika rapi, ia terlihat begitu berwibawa, sangat berbeda dari tampilan masa kecilnya yang lusuh dengan badan kerempeng kurang gizi.
            “Wah, kamu pria dewasa sekarang.”
            “Kau jugam sudah menjadi wanita yang matang.”
            Tawa lepas keduanya pecah menanggapi dua pernyataan itu.
            “Mau pesan apa?” gadis itu bertanya.
            “Lemon tea saja.”
            Gadis itu memesankan pesanan itu bersama pesanannya pada pelayan “ Lemon tea satu sama mojito satu”
            Prajurit sangat asing dengan pesanan gadis itu. Mengetahui bahasa wajah prajurit, gadis itu berinisiatif untuk menjelaskan, “ Mojito itu jenis cocktail khas Kuba.”
            “Oooo,, begitu.”
            “Mau minum juga?”
            “Tak usah”
            Pesanan daang, gadis itu langsung menyambar gelas cocktailnya. Sambil tetap bercerita, ia tampak begitu menikmati minuman beralkohol itu.
            Sambil menyeruput teh pesanannya, prajurit itu memperhatikan wajah si gadis. Ia bersyukur, kecantikan itu tak pernah luntur. Gadis itu tersenyum, sadar akan perhatian prajurit itu.
            Prajurit tergoda untuk memberikan sedikit komentar pada apa yang tengah dipertontonkan gadis itu dihadapannya. Sesungguhnya, ia tak pernah membayangkan dia akan menjadi gadis metropolis seperti ini. Namun, prajurit mengurungkan niatan itu, karena sampai kapanpun, apa pun keadaannya, ia tetap menganggap gadis itu sebagai gadis masa kecilnya.
            Mereka terus berbincang santai, mengenang cerita-cerita masa lalu.
            Dua anak kecil berseragam putih merah duduk diatas rongsokan sebuah meriam tua peninggalan Belanda. Sebagaimana moncong tembak meriam itu, mereka berdua juga menghadap kearah laut. Angin laut yang makin pekat asinnya, tak juga membuat mereka berdua segera pulang ke rumah. Sementara kawan-kawan mereka sudah pulang beberapa jam sebelumnya. Mereka berdua masih asik menikmati suasana senja,sambil bercakap-cakap mengenai cita-cita.
            “Aku suka laut. Tapi, aku tak mau jadi nelayan seperti bapakku.”
            “Lantas kamu mau jadi apa?”
            “Aku mau jadi tentara laut.”
            “Mengapa tentara laut?”
“Aku suka laut dan aku benci penjajah. Kalau aku jadi tentara, aku bisa ikut mengusir mereka, jika datang lagi dari arah laut.”
“Mulia sekali cita-citamu.”
“Kalau kau, mau jadi apa?”
“Aku suka pengetahuan dan membaginya, aku mau jadi guru.”
Hari itu mereka berdua sama-sama mendapatkan kabar kelulusan. Pertemuan ini adalah pertemuan terakhir mereka. Sebab, esok paginya, gadis itu langsung akan berangkat ke Makasar, tanah kelahiran  orang tuanya.
Ayah dan ibu gadis itu datang dari Pulau Sulawesi, tujuh belas tahun sebelumnya. Dengan usaha penjualan buah-buahan dan sembako yang cukup berhasil di tanah rantau ini, suami istri itu mampu membangun perekonomian keluarga yang cukup mapan, meski memiliki sebelas anak. Sementara orang tua bocah lelaki adalah sepasang suami-istri nelayan, penduduk asli Tarakan, kota pulau itu. Bocah lelaki itu adalah satu-satunya anak mereka.
Gadis itu turun dari Meriam dan berlari menuju pasir putih. Ia meraih buih-buih sisa ombak dan ia main-mainkan dengan tangan. Ia tertawa, ia berputar-putar riang, sambil meniup-niup buih itu.
Bocah lelaki itu hanya memperhatikan dari kejauhan. Dalam siraman sinar keemasan sisa matahari senja, ia seperti menyaksikan seorang anak gadis yang tengah menari di atas panggung, disoroti lampu yang terang benderang indah. Begitulah, tak sedikit pun gerak-gerik gadis itu yang luput dari perhatiannya.
Ia tersentak dan bangun dari duduknya, setelah mendengarkan teriakan tiba-tiba gadis itu. Ia meloncat, lantasa berlari menghampiri gadis itu dan sejurus kemudian ia segera tahu bahwa ada seekor kepiting ukuran sedang yang menjempit jempol kaki kirinya. Ia segera mengambil ranting dan dengan cekatan menjinakkan jepit kepiting itu. Ia berhasil melepaskan jepit kepiting dari jempol gadis itu, tanpa harus membunuh kepitingnya.
Tersisa dua lubang kecil yang mengucurkan darah segar. Dimintanya gadis itu duduk dipasir dan segera ia mengisap jempol itu, berharap bisa menghentikan darah.
Peristiwa disebuah petang, sebelas tahun yang lampau itu, membuat mereka berdua tertawa lepas. Tak ada diantara keduanya yang bisa melupakan. Pertemuan kali ini adalah pertemuan pertama setelah perpisahan itu. Selulus mereka dari sekolah dasar, gasis itu melanjutkan sekolah menengah pertamanya di Makassar. Kebetulan, neneknya tinggal sebatang kara di kota itu. Atas permintaan orang tuanya dan juga neneknya, dia akhirnya melanjutkan study disana, sekaligus menemani neneknya sampai lulus sekolah mengengah atas.
Sementara gadis itu ke Sulawesi, bocah lelaki itu tetap melanjutkan sekolah menengah pertama dan menengah atasnya di Tarakan. Dalam masa perpisahan ini, bocah lelakiitu tak pernah bisa melupakan gadis itu. Rongsokan meriam tua peninggalan Belanda selalu menjadi tempatnya untuk menghabiskan waktu. Dia belajar di sana, merangkai mimpi disana dan memikirkan dunia dengan cara yang berbeda juga disana. Dan, disanalah ia selalu memikirkan gadis itu, yang akhir-akhir ini tak lagi membalas surat-surat yang ia kirimkan. Sudah sepuluh surat tak terbalas, ia sempat berpikir gadis itu sepertinya milai melupakannya dan telah menemukan bocah lain yang mungkin akan menjadi suami pada masa dewasa kemudian.
Namun, semua pikiran jahat itu ia tepis. Ia selalu percaya, suatu saat mereka berdua akan bisa menjadi sepasang suami-istri yang tak pernah luput dilanda kebahagiaan. Meski sempat ragu, ia yakin gadis itu juga mencintainya, sebagaimana ia mencintai gadis itu. Petang itu, sebelum pulang, ia tersenyum melihat gambar dan tulisan arang yang pernah ia tulis pada salah satu bagian rongsokan meriam itu. Sebuah gambar hati yang didalamnya tertulis nama mereka berdua dilengkapi dengan tulisan “Forever Love” di bawahnya.
Setelah lulus sekolah menengah atas, bocah lelaki yang menjelma menjadi pemuda sehat tinggi besar, mendaftarkan diri mengikuti pendidikan di Akademi TNI Angkatan Laut Surabaya. Ia lulus tes dan menempuh pendidikan selama hamper empat tahun sebagai kadet dan telah pula menjalani pendidikan tujuh bulan sebagai Perwira Siswa. Sebentar lagi, ia akan dilantik dengan pangkat Letnan Dua dalam Korps Pelaut. Sebelum dilantik, ia bersama prajurit lain akan dikirim dalam misi perdamaian PBB di Lebanon.
Beberapa hari yang lalu, ia mudik ke Tarakan dan bertemu dengan sanak keluarga, juga orang tua gadis itu. Dari orang tua gadis itu, ia mengetahui gadis itu tidak pernah pulang ke Tarakan sampai sekarang, karena kedua orang tuanyalah yang setiap tahun mudik ke Makassar.
Prajurit berhasil mendapatkan nomor telepon genggamnya dan sejurus kemudian, ia melakukan percakapan panjang dengan gadis itu, yang diakhiri dengan rencana bertemu di Jakarta, sebelum prajurit itu berangkat ke Lebanon bersama pasukan.
Dari Surabaya kapal perang yang akan membawa prajurit itu ke Lebanon, merapat di Jakarta selama beberapa hari sebelum bertolak. Kala menginjak kaki di Jakarta, prajurit itu merasakan sebuah debar bahagia taida banding. Bagaimana pun, sampai saat ini ia tak pernah luput memikirkan gadis itu. Meski lama tak bertemu, ia tetap mencintainya, sampai kapanpun. Ia tak ragu memutuskan bahwa pertemuan ini adalah momen yang tepat baginya untuk melamar gadis itu.
Setelah perbincangan mengenai masa lalu berakhir, prajurit itu memberanikan diri menyampaikan ketertarikannya pada gadis itu dan terus terang mengatakan bahwa semenjak kecil ia sudah begitu mencintainya, meski masih dengan kadar cinta monyet. Sebagai kesimpulan dari pengantar itu, prajurit mengajak gadis itu bersatu bersamanya membangun keluarga baru sepulangnya dari Lebanon.
Mendengarkan ajakan itu,gadis iu menderaikan tawa. Tak ada getaran dalam dadanya. Tak ada perasaan tertentu yang memaksanya terkejut. Sama seperti sebelum perpisahan mereka sebelas tahun yang lalu, ia juga tidak merasakan apa-apa, kala prajurit yang masihlah bocah lugu menyatakan perasaan cinta padanya, sehabis mengisap jempol kakinya.
Telepon genggam gadis itu mendadak berbunyi. Tampaknya, sudah ada orang lain yang menantinya. Sehabis menutup telepon, gadis itu buru-buru berpamitan dan merasa tak perlu menghiraukan ajakan menikah tadi. Gadis itu berlalu meninggalkan prajurit sendirian, setelah memberi upacan terimakasih dan doa selamat agar selalu dilindungi Tuhan dalam tugasnya di negeri orang.
Prajurit itu tetap duduk dikursi, sambil terus memperhatikan gadis itu sampai menghilang. Setelah gadis itu benar-benar lenyap dari penglihatan, ia mengambil baret militernya. Meski sudah mengenakannya, ia masih berat untuk melangkah kaki meninggalkan tempat itu. Pikirannya masih tertuju pada gadis itu. Ia merasa ada sesuatu yang menariknya begitu dalam, semacam kesedihan yang membuatnya ingin menangis.
Bagaimanapun, sampai sekarang, ia masihlah bocah pulau yang teguh berjalan diatas jalan menuju cita-cita masa kecilnya : menjadi tentara laut dan menikahi gadis itu. Meski demikian, gadis itu tak pernah tahu hal itu. Gadis itu tak pernah peduli, bahwa bocah nelayan bisa menjadi seperti sekarang justru berkat kekuatan cinta dan harapan padanya.