Selasa, 14 Januari 2014

Wisata Kawah Putih


Zaman dahulu penduduk sekitar menyebutnya sebagai tempat para arwah leluhur bersemayam. Tidak seorang pun yang pergi kesana kembali dalam keadaan selamat. Burung saja enggan terbang diatasnya. Sampai akhirnya Dr.Franz Wilhelm Junghuhn, seorang ilmuwan Belanda, berhasil menyikap misteri Kawah Putih dan menemukan keindahan yang tersembunyi didalamnya. Danau berwarna putih dengan hamparan pasir yang juga putih serta hamparan kabut yang menyelimutinya, menjadikan Kawah Putih bak negeri di atas awan.
Dinginnya kota Bandung pagi itu tak menyurutkan niat Eliaser unutk mengunjungi objek wisaya Kawah Putih. Sejenak Eliaser memandangi indahnya Gunung Patuha yang diselimuti kabut tipis, nyanyian burung-burung pagi itu terasa harmonis dengan alam Gunung Patuha yang terutama kawah putihnya yang eksotis diketinggian 2.194 meter diatas permukaan laut.
Selain Kawah Putih masih ada satu kawah lagi di Gunung Patuha ini yaitu Kawah Saat yang terletak dibagian barat. Kedua kawah yang indah itu terbentuk akibat letusan Gunung Patuha yang terjadi pada abad ke X dan XII. Nama gunung Patuha berasal dari kata “Pak Tua”. Penduduk setempat juga sering menyebutnya Gunung Sepuh (Tua – Bahasa Sunda)
Dari gerbang membutuhkan waktu sekitar kurang lebih 15 mwnit untuk sampai ke Kawah Putih dengan kendaraan Colt Carry. Ditempuh dengan jalan kaki juga bisa, tentu waktunya bisa 2 atau 3 kali lipatnya. Angkutan colt dirancang khusus sebagai kendaraan menuju objek wisata Kawah Putih.
Nuansa Putih Sejauh Mata Memandang
            Setiba disana, Eliaser sungguh takjub saat menginjakkan kaki di pasir putih. Didepan Eliaser tampak kawah nan anggung dengan latar belakang tebing-tebing dan puncak Gunung Patuha yang sesekali diselimuti kabut tipis, seakan memberikan atraksi alam kepada setiap wisatawan yang datang. Hawa disekitar Kawah Putih sangat dingin, suasananya sangat tenang dan dikelilingi pepohonan yang rimbun.
            Keadaannya sungguh berbeda dengan saat pertama kali Eliaser datangi. Berbagai fasilitas sudah tersedia dengan baik, seperti tempat parker yang luas, warung penjual makanan, jalan menuju Kawah Putih yang berupa anak tangga yang ditata dengan baik dan lain sebagainya. Untuk sarana akomodasi didalam kawasan Kawah Putih terdapat pondokan atau penginapan yang disewakan bagi wisatawan, juga hotel yang cukup banyak tersebar didaerah Ciwidey. Ketika pertama kali Eliaser mengunjungi objek wisata ini beberapa tahun lalu, semua fasilitas itu masih dalam tahap pembangunan. Untuk mencapai lokasi Kawah Putih pada saat itu harus berjalan menembus lebatnya hutan wisata yang berada di Gunung Patuha, tapi kini sudah tersedia angkutan khusus menuju Kawah Putih.
            Danau Kawah Putih memiliki keunikan tersendiri. Airnya dapat berubah warna, tergantung kandungan mineral saat itu. Kadang-kadang memutih seperti ditutupi salju, kadang hijau kebiru-biruan saat cuaca terang, terkadang juga berwarna cokelat susu. Namun paling sering terlihat berwarna putih disertai kabut tebal diatas permukaan kawah. Warna putih sangat dominan disini. Selain permukaan kawahnya berwarna putih, pasir dan bebatuan disekitarnya juga didominasi dengan warna putih. Mungkin itu penyebabnya ia dinamakan Kawah Putih.
            Dimalam hari, sekitar pukul 21.00, saat langit cerah dan disinari bintang-bintang, dari danau terlihat pancaran cahaya kehijau-hijauan. Kemudian cahaya berwarna hijau itu membentuk sebuah lingkaran yang menerangi seluruh kawah. Menakjubkan!
            Bentuk Kawah Putih mirip sebuah danau yang dikelilingi dinding bukit yang sangat terjal, namun dibagian lain agak landau menyerupai pantai sehingga pengunjung dapat berjalan ke tepi danau dan menyentuh air kawah.
            Dari awah kawah tercium aroma belerang yang lumayan menyengat. Karena kandungan belerangnya yang tinggi, di zaman pemerintahan Belanda sempat dibangun pabrik belerang bernama Zwavel Ontgining Kawah Putih. Di zaman Jepang, usaha itu dilanjutkan dengan nama Kawah Putih Kenzanka Gokoya Ciwidey yang langsung berada di bawah pengawasan milijer Jepang. Sejak tahun 1987 PT.Perhutani (persero) unit III Jabar dan Banten mengembangkan kawasan Kawah Putih ini menjadi sebuah objek wisata.
            Didalam kawasan itu juga terdapat goa buatan sedalam 5 meter yang katanya dulunya adalah tambang belerang. Bila melewati didepannya, akan tercium bau belerang yang sangat menyengat. Juga terdapat kios-kios yang menjual aneka cinderamata dan pedagang yang menjual buah khas Ciwidey yaitu Stroberi.

Tidak ada komentar: