Pada
suatu malam, Andi bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Andi segera
meniggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan didepan sebuah kedai
bakmi, ia mencium harumnya aroma masakan itu, tetapi ketika hendak membeli
ternyata ia tidak membawa uang. Pemilik kedai melihat Andi berdiri cukup lama
didepan kedainya, lalu berkata : “Adek, apakah engkau ingin memesan semangkuk
bakmi?” “Ya, tetapi aku tidak membawa uang” jawab Andi. “Tidak apa-apa, aku
akan mentraktirmu” jawab si Pemilik. Tidak lama kemudian, setelah Andi memakan
beberapa suap, air mata menetes. “Ada
apa dek? Tanya si pemilik kedai. “Tidak apa-apa, aku hanya terharu”
Jawab Andi sambil mengeringkan air matanya. Karena seseorang yang baru ku kenal
memberi aku semangkuk bakmi! Tetapi ibuku sendiri, membiarkanku setelah
bertengkar denganku. Mendengar perkataan Andi, pemilik kedai pun berkata : Dek,
mengapa kamu berpikir seperti itu? Lihat, aku hanya memberimu semangkuk bakmi
dan kamu begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kamu
kecil sampai saat ini, mengapa kamu tidak berterima kasih kepadanya, tapi malah
bertengkar? Andi pun kaget dan menyadari kesalahannya. Segera Ia menghabiskan
bakminya dan bergegas untuk pulang. Sesampainya dirumah, Andi bukannya dimarahi
lagi, tetapi ibu menyuruh makan dulu sebelum tidur. Pada saat itu Andi tidak
dapat menahan tangisnya. Ia pun menangis di pelukan ibunya.
Seringkali
kita akan sangat berterima kasih kepada orang lain untuk suatu pertolongan
kecil yang telah diberikannya kepada kita dan bahkan takkan melupakannya.
Tetapi kepada orang yang sangat dekat dengan kita, khususnya orangtua kita,
kata terimakasih pun jarang atau bahkan tidak pernah terucap dari bibir kita.
Yang ada hanyalah amarah yang muncul ketikakita dimarahi jika salah, atau
apabila kemauan kita tidak dituruti.
Belajarlah
untuk berterima kasih pada orang yang mengasihi kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar