Selasa, 14 Januari 2014

Kasih Ibu


Pada suatu malam, Andi bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Andi segera meniggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan didepan sebuah kedai bakmi, ia mencium harumnya aroma masakan itu, tetapi ketika hendak membeli ternyata ia tidak membawa uang. Pemilik kedai melihat Andi berdiri cukup lama didepan kedainya, lalu berkata : “Adek, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?” “Ya, tetapi aku tidak membawa uang” jawab Andi. “Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu” jawab si Pemilik. Tidak lama kemudian, setelah Andi memakan beberapa suap, air mata menetes. “Ada  apa dek? Tanya si pemilik kedai. “Tidak apa-apa, aku hanya terharu” Jawab Andi sambil mengeringkan air matanya. Karena seseorang yang baru ku kenal memberi aku semangkuk bakmi! Tetapi ibuku sendiri, membiarkanku setelah bertengkar denganku. Mendengar perkataan Andi, pemilik kedai pun berkata : Dek, mengapa kamu berpikir seperti itu? Lihat, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kamu begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kamu kecil sampai saat ini, mengapa kamu tidak berterima kasih kepadanya, tapi malah bertengkar? Andi pun kaget dan menyadari kesalahannya. Segera Ia menghabiskan bakminya dan bergegas untuk pulang. Sesampainya dirumah, Andi bukannya dimarahi lagi, tetapi ibu menyuruh makan dulu sebelum tidur. Pada saat itu Andi tidak dapat menahan tangisnya. Ia pun menangis di pelukan ibunya.
Seringkali kita akan sangat berterima kasih kepada orang lain untuk suatu pertolongan kecil yang telah diberikannya kepada kita dan bahkan takkan melupakannya. Tetapi kepada orang yang sangat dekat dengan kita, khususnya orangtua kita, kata terimakasih pun jarang atau bahkan tidak pernah terucap dari bibir kita. Yang ada hanyalah amarah yang muncul ketikakita dimarahi jika salah, atau apabila kemauan kita tidak dituruti.
Belajarlah untuk berterima kasih pada orang yang mengasihi kita.

Tidak ada komentar: